PENJELASAN: Bapak pakar penyuluhan pembangunan Indonesia,Totok Mardikanto, saat menyampaikan materi pada Lokakarya Penyuluhan Perikanan di Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor (8/6).
BOGOR—Kegiatan lokakarya penyuluhan merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan dalam rangka memberikan gambaran dan pencerahan dunia penyuluhan perikanan di Indonesia dengan menghadirkan narasumber para pakar penyuluhan seperti Totok Mardikanto. Kegiatan ini dibuka oleh Sjarief Widjaja selaku Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan,(8/6).
Dalam kegiatan penyuluhan, sistem penyuluhan saat ini berdasarkan pada Undang – Undang No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Kehutanan (SP3K) meliputi kebijakan, kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana/prasarana, pembiayaan, pembinaan dan pengawasan. Pemikiran untuk penyuluhan masa depan harus mencapai peningkatan produksi, perbaikan pendapatan dan penguatan posisi – tawar melalui edukasi, pusat layanan pengembangan usaha dan edfikasi.
Hal ini disampaikan bapak pakar penyuluhan pembangunan Indonesia, Totok Mardikanto, saat menyampaikan materi pada lokakarya penyuluhan perikanan di hadapan para undangan dan seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan,(8/6).
Di kampus bernuansa biru yang berlokasi di Jalan Raya Cikaret tersebut, penyampaian materi tidak saja disampaikan oleh Totok Mardikanto tetapi juga diisi oleh para narasumber dari jajaran tenaga penyuluh profesional yang berasal dari berbagai daerah dan salah seorang guru besar di salah satu universitas terkemuka.
Penyelenggaraan penyuluhan di berbagai daerah tetap mengacu pada UU No.16/2006 tentang SP3K. Hal ini serentak disampaikan oleh para penyuluh profesional yang berasal dari berbagai daerah dalam lokakarya penyuluhan perikanan. Dalam pelaksanaannya, disesuaikan dengan potensi wilayah kerja masing – masing penyuluh.
Enny winastuti, salah satu narasumber dari pihak penyuluh profesional, mengatakan pembinaan kelompok tani nelayan merupakan kegiatan utama dalam penyelenggaraan penyuluhan. Namun keberhasilan ini akan sangat tergantung dari dukungan dan peran serta pihak terkait diantaranya aparat pemerintah, tokoh masyarakat dan pelaku utama sendiri melalui upaya – upaya pemberdayaan.
Tak hanya itu, sambungnya, dalam kegiatan pembinaan kelompok penyuluh selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh akan lebih positif artinya akan terjadi produktifitas usahanya.,ungkap ibu tiga anak ini.
Sementara itu, Siti Amanah, Ketua Program Studi/Mayor Pascasarjana Ilmu Penyuluhan Pembangunan Fakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor selaku narasumber menyampaikan materi mengenai konsep penyuluhan perikanan di Asia Tenggara.
Dalam paparannya, konsep penyuluhan baik di Indonesia maupun di negara ASEAN lainnya berpijak kepada tiga pilar sebagai berikut. Pertama, penyuluhan merupakan penyelenggaran sistem pendidikan non formal secara berkelanjutan. Kedua, terjadinya transformasi perilaku pada subyek penyuluhan. Ketiga, adanya pesan/informasi baik berupa inovasi, alternatif solusi, atau perubahan situasi ke arah yang lebih baik atas kondisi yang dihadapi.
Menurut Yenny Nuraini, salah seorang Dosen STP mengatakan, lokakarya ini merupakan salah satu kegiatan yang dianggap sebagai wahana untuk memperluas pengetahuan, wawasan dan pengalaman taruna tentang penyuluhan yang merupakan modal utama untuk menjadi seorang penyuluh.
Kontribusi dari lokakarya ini akan sangat banyak. Antara lain, taruna bisa langsung belajar bagaimana menjadi seorang penyuluh yang tangguh menghadapi era globalisasi dari materi dan pengalaman – pengalaman yang disampaikan oleh para narasumber.
Hal ini, senada dengan yang disampaikan Muh. Azril, seorang taruna STP mengatakan ilmu yang telah diperoleh dari kegiatan lokakarya ini akan sangat bermanfaat nantinya sebagai bekal untuk menjadi seorang penyuluh perikanan yang profesional, tangguh dan bertanggung jawab dalam menghadapi era globalisasi, maju terus Penyuluh Perikanan Indonesia,·tandasnya.(ariel).